Kamis, 07 Mei 2020

Certifications


Jaringan Sertifikasi IT


Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah dalam menentukan apakah calon pelamar memiliki kompetensi dalam suatu keahlian atau tidak. Hal ini juga sering dijumpai di perusahaan-perusahaan IT. Terlebih lagi banyaknya kosentrasi bidang di dunia IT lumayan banyak dan setiap konsentrasi belum tentu dipahami oleh orang yang berkecimpung di konsentrasi yang berbeda. Mungkin akan berbeda ceritanya jika perusahaan mencari software developer. Perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan portfolio yang dimiliki. Walaupun tentu saja menilai orang dari portfolio yang dimiliki tidak semudah yang kita bayangkan.
Karena hal tersebut, lahirlah sertifikasi di bidang IT. Tidak jarang perusahaan yang membutuhkan tenaga di jaringan komputer kemudian mensyaratkan sertifikasi sebagai syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaannya. Tentunya banyak sekali sertifikasi di konsentrasi dan spesialisasi masing-masing. Di artikel kali ini kita akan fokus di masalah jaringan komputer. Kenapa jaringan? Ya karena memang jaringan komputer adalah bidang yang paling membutuhkan sertifikasi. Perusahaan umum tidak mungkin menyelenggarakan tes praktek langsung untuk calon karyawan IT dengan spesialisasi jaringan karena menyiapkan alat-alatnya saja sudah cukup merepotkan.

Jenis-Jenis Sertifikasi Jaringan Komputer

Secara umum, sertifikasi jaringan dibagi menjadi dua yaitu vendor specific certification dan vendor neutral certification. Vendor specific certification adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh vendor. Dalam hal ini tentu saja siapa lagi kalau bukan Cisco, Mikrotik, Juniper, dsb. Sedangkan untuk vendor neutral certification, penyelenggara sertifikasi untuk jaringan bisa dibilang sangat jarang. Yang cukup dikenal oleh kalangan profesional adalah CompTIA. Sebenarnya ada satu lagi yaitu EC Council tapi EC Council lebih dikenal sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikasi di bidang keamanan informasi. Dan memang yang sering banyak digunakan oleh perusahaan adalah sertifikasi vendor specific. Untuk itu, yuk kita bahas secara mendalam tentang macam-macam vendor specific certification.

Sertifikasi Cisco

Cisco didirikan tahun 1984 oleh mahasiswa Stanford. Karena menggunakan fasilitas Universitas untuk proyek ini, Cisco pernah dituntut oleh Stanford atas pencurian hak kekayaan intelektual walaupun pada tahun 1987 akhirnya Stanford University memberikan lisensi router beserta software-nya kepada Cisco.Pada saat demam dot-com di tahun 2000-an, Cisco pernah menduduki the most valuable company. Cisco memang manaruh effort yang tinggi untuk pelatihan dan sertifikasi teknisinya secara global.
Secara umum ada empat tingkatan dalam sertifikasi Cisco yaitu :
1.       CCENT (Cisco Certified Entry Network Technician)
2.       CCNA (Cisco Certified Network Associate)
3.       CCNP (Cisco Certified Network Professional)
4.       CCIE (Cisco Certified Network Expert)
Masing-masing tingkatan setelah CCENT mempunyai spesialisasi masing-masing yaitu :
·         Industrial/IoT Network Engineer
·         Network Designer
·         Wireless Network Engineer
·         Network Security Engineer
·         Network Engineer (routing & switching)
·         Collaboration Architect/Engineer
·         Data Center Engineer
·         Cloud Network Engineer
·         Service Provider Network Engineer

Tingkatan di masing-masing spesialisasi tersebut merupakan pre requirement yang artinya jika seseorang mempunyai sertifikasi CCNA wireless network, orang tersebut tidak bisa langsung mengambil CCNP untuk spesialisasi cloud network. Untuk spesialisasi industrial/IoT hanya satu tingkatan saja yaitu CCNA. Khusus untuk spesialisasi Network Designer kata network pada tingkatan sertifikasi diganti dengan network. Contoh : CCNA (Cisco Certified Network Associate) diganti dengan CCDA (Cisco Certified Designer Associate).

 Sertifikasi Mikro TIK

Di awal berdirinya, Mikrotik merupakan perusahaan penyedia router dan ISP system. Perusahaan ini menyediakan hardware maupun software untuk konektivitas internet dalam skala global.  Di Indonesia sendiri, penggunaan software maupun hardware Mikrotik sudah cukup populer. Alasannya? Apalagi selain harganya yang terjangkau bila dibandingkan dengan saingannya yaitu Cisco. Perbedaan sertifikasi MikroTik dengan sertifikasi Cisco terletak pada jalur yang lebih singkat bila dibandingkan dengan sertifikasi milik Cisco. Kemiripannya adalah sertifikasi MikroTik juga dimulai dari satu titik yaitu MTCNA (MikroTik Certified Network Associate). Setelah memiliki sertifikasi MTCNA, seorang teknisi jaringan baru bisa memilih spesialisasinya seperti :


·         MTCRE (MikroTik Certified Routing Engineer)
·         MTCWE (MikroTik Certified Wireless Engineer)
·         MTCTCE (MikroTik Certified Traffic Control Engineer)
·         MTCUME (MikroTik Certified User Management Engineer)
·         MTCIE (MikroTik Certified IPv6 Engineer)
Khusus untuk MTCRE masih ada sertifikasi lanjutan yaitu MTCINE (MikroTik Certified Inter-Networking Engineer).

Juniper

Produsen perangkat networking ini sebenarnya lebih dikenal di dunia dibandingkan dengan MikroTik terlebih lagi di level service provider. Level yang disediakan oleh Juniper juga hampir mirip dengan kepunyaan Cisco. Perbedaannya adalah jalur sertifikasi Juniper ini lebih spesifik dan tidak dimulai di titik yang sama. Untuk routing dan switching misalnya, Juniper membagi 2 jalur yaitu enterprise dan service provider. Untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini :


Bagaimana? Sudah siap untuk mengambil sertifikasi? Sebelum terburu-buru mendaftar ada baiknya jika kita mempersiapkan diri terlebih dahulu. Biaya untuk setiap sertifikasi tidak semurah membeli jajanan di kantin kampus atau warung penyetan di dekat kos karena sertifikasi IT untuk spesialisasi jaringan biasanya bersifat internasional. Artinya, sertifikasi ini berlaku di mana pun di seluruh dunia. Untuk sertifikasi CISCO misalnya, calon peserta tes sertifikasi harus membayar uang hingga jutaan rupiah. Jika dalam tes tersebut Anda gagal, Anda tidak bisa meminta kembali uang yang sudah Anda bayar. Jika Anda ingin mengulangi ujian Anda harus membayar lagi.

 Sertifikat Penting Untuk Sukses di Bidang IT

Setiap pekerjaan biasanya menuntut satu standar kompetensi tertentu bagi para pelakunya. Salah satunya adalah dengan memiliki sertifikat-sertifikat untuk menunjang bidang tersebut. Ijazah memang juga merupakan salah satu jenis sertifikat, namun biasanya ijazah berperan sebagai penentu batasan umum saja. Sementara itu masih ada sertifikat-sertifikat lain yang harus didapatkan untuk bisa mendapatkan posisi yang lebih dibanding dengan seseorang yang hanya memiliki modal ijazah saja.
Sektor Information Technology (IT) adalah salah satu bidang yang paling banyak menuntut para pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi. Bahkan ada yang bilang apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya. Sertifikasi bidang IT sendiri biasanya dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT seperti Microsoft dan Cisco. Jika Anda termasuk orang yang terjun di bidang IT dan berniat menapaki karir di bidang tersebut maka ada baiknya Anda menyimak daftar lima sertifikat di bidang IT berikut ini.

1. Cisco Certified Network Professional (CCNP)
Ini adalah sertifikat level menengah yang membuktikan bahwa Anda mahir di bidang jaringan, dengan fokus khusus terhadap instalasi dan dukungan jaringan LAN/WAN. Seseorang dengan sertifikat CCNP yang biasanya diakui mampu melakukan proses routing dan scalable jaringan seperti intranet di sebuah perusahaan atau kampus. Untuk menjadi seorang dengan CNNP Sertifikat maka Anda harus melewati tiga buah ujian yang berkisar tentang routing, switching dan troubleshooting jaringan IP. Biaya untuk ujian ini sendiri berkisar 7 juta rupiah (500 US$) sekali ujian, dan sertifikat ini hanya berlaku selama tiga tahun. Setelahnya Anda harus memperbaharuinya kembali.
2. Cisco Certified Network Associate (CCNA)

Jika CNNP adalah sertifikat level menengah di bidang jaringan, CCNA adalah sertifikat level rendah di bidang jaringan. Biasanya diperuntukan bagi mahasiswa, engineer, dan khalayak umum. Orang dengan sertifikat CCNA biasanya mampu melakukan instalasi dan juga mengoperasikan switches dan juga router di skala kecil. CCNA saat ini menjadi persyaratan wajib bagi engineer yang ingin terjun ke dunia teknologi informasi khususnya networking dengan spesialisasi di bidang keamanan, suara dan juga wireless networking. Untuk mendapatkan sertifikat CCNA anda harus melewati satu ujian tertulis selama 90 menit dengan biaya sekitar 4 juta rupiah (295 US$). Sama seperti sertifikat CCNP, sertifikat CCNA hanya berlaku selama tiga tahun saja.

3. CompTIA A+
CompTIA A+ merupakan sertifikasi paling dasar dari CompTIA yang ditujukan bagi seorang yang ingin meniti karir menjadi seorang teknisi komputer. Sertifikasi CompTIA A+ kerap dijadikan salah satu bukti validasi kemampuan bahwa seseorang memiliki kemampuan dasar di bidang hardware dan juga software. Para pemegang sertifikat CompTIA A+ biasanya sudah bisa melakukan proses instalasi, konfigurasi, diagnosa, dan mengelola jaringan pada skala kecil. Sertifikat ini juga dijadikan landasan bagi seseorang jika ingin mengikuti jenjang sertifikasi yang lebih tinggi seperti sertifikasi dari Microsoft dan juga Novell. Untuk mendapatkan sertifikat ini, seseorang harus melalui dua kali ujian, yang terdiri dari ujian tertulis dan ujian praktek dengan biaya sekitar 2,6 juta rupiah (188 US$). Masa berlaku sertifikat CompTIA A+ adalah selama tiga tahun.

4. Project Management Professional (PMP)

PMP adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat. Orang yang memiliki sertifikat ini dianggap telah berhasil membuktikan bahwa dirinya layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek. Sertifikat PMP diakui secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja. Namun, para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikat yang harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim bukan individual. Sehingga kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim pastilah sangat penting. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus melewati satu ujian dan menjawab sekitar 200 buah pertanyaan, dengan biaya berkisar antara 3,5 juta rupiah (250 US$) hingga 8,3 juta rupiah (600 US$). Masa berlaku sertifikat adalah 3 tahun.

5. Microsoft Certified Solutions Expert (MCSE)

MCSE merupakan sebuah sertifikat profesi di bidang IT yang dikeluarkan oleh Microsoft Corporation, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia. Sertifikat ini dekeluarkan sebagai tolak ukur bagi orang-orang yang mampu menguasai berbagai sistem instalasi khususnya untuk sistem operasi buatan Microsoft, termasuk melakukan troubleshooting saat masalah terjadi di dalam sistem. Para pemegang sertifikat ini biasanya berkarir sebagai seorang konsultan di bidang IT atau menjadi staff ahli bidang IT di berbagai perusahaan. Tidak heran jika sertifikat ini juga masuk ke dalam daftar sertifikat yang wajib dimiliki oleh para pelaku dunia IT. Pemegang sertifikat MCSE biasanya mampu melakukan dukungan teknis, system analyst, network analyst, dan juga konsultan. Untuk mendapatkan sertifikat ini ujian yang ditembpuh sangat beragam, tergantung spesialisasi apa yang ingin Anda dapatkan sertifikasinya. Biayanya berkisar di angka 2,1 juta rupiah (150US$) per ujian dengan masa berlaku selama lima tahun.

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Certifications

Jaringan Sertifikasi IT Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah dalam menentukan apakah calon pelamar memilik...