Jaringan Sertifikasi IT
Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah
dalam menentukan apakah calon pelamar memiliki kompetensi dalam suatu keahlian
atau tidak. Hal ini juga sering dijumpai di perusahaan-perusahaan IT. Terlebih
lagi banyaknya kosentrasi bidang di dunia IT lumayan banyak dan setiap
konsentrasi belum tentu dipahami oleh orang yang berkecimpung di konsentrasi
yang berbeda. Mungkin akan berbeda ceritanya jika perusahaan mencari software
developer. Perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan portfolio
yang dimiliki. Walaupun tentu saja menilai orang dari portfolio yang dimiliki
tidak semudah yang kita bayangkan.
Karena
hal tersebut, lahirlah sertifikasi di bidang IT. Tidak jarang perusahaan yang
membutuhkan tenaga di jaringan komputer kemudian mensyaratkan sertifikasi
sebagai syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaannya. Tentunya banyak sekali
sertifikasi di konsentrasi dan spesialisasi masing-masing. Di artikel kali ini
kita akan fokus di masalah jaringan komputer. Kenapa jaringan? Ya karena memang
jaringan komputer adalah bidang yang paling membutuhkan sertifikasi. Perusahaan
umum tidak mungkin menyelenggarakan tes praktek langsung untuk calon karyawan
IT dengan spesialisasi jaringan karena menyiapkan alat-alatnya saja sudah cukup
merepotkan.
Jenis-Jenis Sertifikasi Jaringan Komputer
Secara
umum, sertifikasi jaringan dibagi menjadi dua yaitu vendor specific certification
dan vendor neutral certification. Vendor specific certification adalah
sertifikasi yang dikeluarkan oleh vendor. Dalam hal ini tentu saja siapa lagi
kalau bukan Cisco, Mikrotik, Juniper, dsb. Sedangkan untuk vendor neutral
certification, penyelenggara sertifikasi untuk jaringan bisa dibilang sangat
jarang. Yang cukup dikenal oleh kalangan profesional adalah CompTIA. Sebenarnya
ada satu lagi yaitu EC Council tapi EC Council lebih dikenal sebagai lembaga
yang mengeluarkan sertifikasi di bidang keamanan informasi. Dan memang yang
sering banyak digunakan oleh perusahaan adalah sertifikasi vendor specific.
Untuk itu, yuk kita bahas secara mendalam tentang macam-macam vendor specific
certification.
Sertifikasi Cisco
Cisco didirikan tahun 1984 oleh mahasiswa Stanford.
Karena menggunakan fasilitas Universitas untuk proyek ini, Cisco pernah
dituntut oleh Stanford atas pencurian hak kekayaan intelektual walaupun pada
tahun 1987 akhirnya Stanford University memberikan lisensi router beserta
software-nya kepada Cisco.Pada saat demam dot-com di tahun 2000-an, Cisco
pernah menduduki the most valuable company. Cisco memang manaruh effort yang
tinggi untuk pelatihan dan sertifikasi teknisinya secara global.
Secara
umum ada empat tingkatan dalam sertifikasi Cisco yaitu :
1.
CCENT
(Cisco Certified Entry Network Technician)
2.
CCNA
(Cisco Certified Network Associate)
3.
CCNP
(Cisco Certified Network Professional)
4.
CCIE
(Cisco Certified Network Expert)
Masing-masing
tingkatan setelah CCENT mempunyai spesialisasi masing-masing yaitu :
·
Industrial/IoT
Network Engineer
·
Network
Designer
·
Wireless
Network Engineer
·
Network
Security Engineer
·
Network
Engineer (routing & switching)
·
Collaboration
Architect/Engineer
·
Data
Center Engineer
·
Cloud
Network Engineer
·
Service
Provider Network Engineer
Tingkatan
di masing-masing spesialisasi tersebut merupakan pre requirement yang artinya
jika seseorang mempunyai sertifikasi CCNA wireless network, orang tersebut
tidak bisa langsung mengambil CCNP untuk spesialisasi cloud network. Untuk
spesialisasi industrial/IoT hanya satu tingkatan saja yaitu CCNA. Khusus untuk
spesialisasi Network Designer kata network pada tingkatan sertifikasi diganti
dengan network. Contoh : CCNA (Cisco Certified Network Associate) diganti
dengan CCDA (Cisco Certified Designer Associate).
Di awal
berdirinya, Mikrotik merupakan perusahaan penyedia router dan ISP system.
Perusahaan ini menyediakan hardware maupun software untuk konektivitas internet
dalam skala global. Di Indonesia sendiri, penggunaan software maupun
hardware Mikrotik sudah cukup populer. Alasannya? Apalagi selain harganya yang
terjangkau bila dibandingkan dengan saingannya yaitu Cisco. Perbedaan
sertifikasi MikroTik dengan sertifikasi Cisco terletak pada jalur yang lebih
singkat bila dibandingkan dengan sertifikasi milik Cisco. Kemiripannya adalah
sertifikasi MikroTik juga dimulai dari satu titik yaitu MTCNA (MikroTik
Certified Network Associate). Setelah memiliki sertifikasi MTCNA, seorang
teknisi jaringan baru bisa memilih spesialisasinya seperti :
·
MTCRE
(MikroTik Certified Routing Engineer)
·
MTCWE
(MikroTik Certified Wireless Engineer)
·
MTCTCE
(MikroTik Certified Traffic Control Engineer)
·
MTCUME
(MikroTik Certified User Management Engineer)
·
MTCIE
(MikroTik Certified IPv6 Engineer)
Khusus
untuk MTCRE masih ada sertifikasi lanjutan yaitu MTCINE (MikroTik Certified
Inter-Networking Engineer).
Juniper
Produsen
perangkat networking ini sebenarnya lebih dikenal di dunia dibandingkan dengan
MikroTik terlebih lagi di level service
provider. Level yang disediakan oleh Juniper juga hampir mirip dengan
kepunyaan Cisco. Perbedaannya adalah jalur sertifikasi Juniper ini lebih
spesifik dan tidak dimulai di titik yang sama. Untuk routing dan switching
misalnya, Juniper membagi 2 jalur yaitu enterprise dan service provider. Untuk
jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini :
Bagaimana?
Sudah siap untuk mengambil sertifikasi? Sebelum terburu-buru mendaftar ada
baiknya jika kita mempersiapkan diri terlebih dahulu. Biaya untuk setiap
sertifikasi tidak semurah membeli jajanan di kantin kampus atau warung penyetan
di dekat kos karena sertifikasi IT untuk spesialisasi jaringan biasanya
bersifat internasional. Artinya, sertifikasi ini berlaku di mana pun di seluruh
dunia. Untuk sertifikasi CISCO misalnya, calon peserta tes sertifikasi harus
membayar uang hingga jutaan rupiah. Jika dalam tes tersebut Anda gagal, Anda
tidak bisa meminta kembali uang yang sudah Anda bayar. Jika Anda ingin
mengulangi ujian Anda harus membayar lagi.
Sertifikat Penting Untuk Sukses di Bidang IT
Setiap
pekerjaan biasanya menuntut satu standar kompetensi tertentu bagi para
pelakunya. Salah satunya adalah dengan memiliki sertifikat-sertifikat untuk
menunjang bidang tersebut. Ijazah memang juga merupakan salah satu jenis
sertifikat, namun biasanya ijazah berperan sebagai penentu batasan umum saja.
Sementara itu masih ada sertifikat-sertifikat lain yang harus didapatkan untuk
bisa mendapatkan posisi yang lebih dibanding dengan seseorang yang hanya
memiliki modal ijazah saja.
Sektor Information
Technology (IT) adalah salah satu bidang yang paling banyak menuntut para
pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi. Bahkan ada yang bilang
apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya.
Sertifikasi bidang IT sendiri biasanya dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT
seperti Microsoft dan Cisco. Jika Anda termasuk orang yang terjun di bidang IT
dan berniat menapaki karir di bidang tersebut maka ada baiknya Anda menyimak
daftar lima sertifikat di bidang IT berikut ini.
1. Cisco Certified Network
Professional (CCNP)
Ini adalah sertifikat level menengah yang membuktikan bahwa Anda mahir di
bidang jaringan, dengan fokus khusus terhadap instalasi dan dukungan jaringan
LAN/WAN. Seseorang dengan sertifikat CCNP yang biasanya diakui mampu melakukan
proses routing dan scalable jaringan seperti
intranet di sebuah perusahaan atau kampus. Untuk menjadi seorang dengan CNNP
Sertifikat maka Anda harus melewati tiga buah ujian yang berkisar
tentang routing, switching dan troubleshooting jaringan IP.
Biaya untuk ujian ini sendiri berkisar 7 juta rupiah (500 US$) sekali ujian,
dan sertifikat ini hanya berlaku selama tiga tahun. Setelahnya Anda harus
memperbaharuinya kembali.
2. Cisco Certified Network
Associate (CCNA)
Jika CNNP adalah sertifikat level menengah di bidang jaringan, CCNA adalah
sertifikat level rendah di bidang jaringan. Biasanya diperuntukan bagi
mahasiswa, engineer, dan khalayak umum. Orang dengan sertifikat CCNA biasanya
mampu melakukan instalasi dan juga mengoperasikan switches dan juga router di
skala kecil. CCNA saat ini menjadi persyaratan wajib bagi engineer yang ingin
terjun ke dunia teknologi informasi khususnya networking dengan spesialisasi di
bidang keamanan, suara dan juga wireless networking. Untuk mendapatkan
sertifikat CCNA anda harus melewati satu ujian tertulis selama 90 menit dengan
biaya sekitar 4 juta rupiah (295 US$). Sama seperti sertifikat CCNP, sertifikat
CCNA hanya berlaku selama tiga tahun saja.
3. CompTIA A+
CompTIA A+ merupakan sertifikasi paling dasar dari CompTIA yang ditujukan
bagi seorang yang ingin meniti karir menjadi seorang teknisi komputer.
Sertifikasi CompTIA A+ kerap dijadikan salah satu bukti validasi kemampuan
bahwa seseorang memiliki kemampuan dasar di bidang hardware dan juga software.
Para pemegang sertifikat CompTIA A+ biasanya sudah bisa melakukan proses
instalasi, konfigurasi, diagnosa, dan mengelola jaringan pada skala kecil.
Sertifikat ini juga dijadikan landasan bagi seseorang jika ingin mengikuti
jenjang sertifikasi yang lebih tinggi seperti sertifikasi dari Microsoft dan
juga Novell. Untuk mendapatkan sertifikat ini, seseorang harus melalui dua kali
ujian, yang terdiri dari ujian tertulis dan ujian praktek dengan biaya sekitar
2,6 juta rupiah (188 US$). Masa berlaku sertifikat CompTIA A+ adalah selama
tiga tahun.
4. Project Management
Professional (PMP)
PMP adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh Project Management Institute,
sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat. Orang
yang memiliki sertifikat ini dianggap telah berhasil membuktikan bahwa dirinya
layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek. Sertifikat PMP diakui
secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja. Namun,
para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikat yang
harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim
bukan individual. Sehingga kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim
pastilah sangat penting. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus melewati
satu ujian dan menjawab sekitar 200 buah pertanyaan, dengan biaya berkisar
antara 3,5 juta rupiah (250 US$) hingga 8,3 juta rupiah (600 US$). Masa berlaku
sertifikat adalah 3 tahun.
5. Microsoft Certified Solutions
Expert (MCSE)
MCSE merupakan sebuah sertifikat profesi di bidang IT yang dikeluarkan oleh
Microsoft Corporation, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia. Sertifikat
ini dekeluarkan sebagai tolak ukur bagi orang-orang yang mampu menguasai
berbagai sistem instalasi khususnya untuk sistem operasi buatan Microsoft,
termasuk melakukan troubleshooting saat
masalah terjadi di dalam sistem. Para pemegang sertifikat ini biasanya berkarir
sebagai seorang konsultan di bidang IT atau menjadi staff ahli bidang IT di
berbagai perusahaan. Tidak heran jika sertifikat ini juga masuk ke dalam daftar
sertifikat yang wajib dimiliki oleh para pelaku dunia IT. Pemegang
sertifikat MCSE biasanya mampu melakukan dukungan teknis, system analyst, network analyst, dan
juga konsultan. Untuk mendapatkan sertifikat ini ujian yang ditembpuh sangat
beragam, tergantung spesialisasi apa yang ingin Anda dapatkan sertifikasinya.
Biayanya berkisar di angka 2,1 juta rupiah (150US$) per ujian dengan masa
berlaku selama lima tahun.
Sumber :
https://www.qerja.com/journal/view/352-5-sertifikat-penting-untuk-sukses-di-bidang-it/
https://inixindojogja.co.id/mendalami-sertifikasi-it-jaringan/
https://www.stieykpn.ac.id/