Kamis, 07 Mei 2020

Certifications


Jaringan Sertifikasi IT


Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah dalam menentukan apakah calon pelamar memiliki kompetensi dalam suatu keahlian atau tidak. Hal ini juga sering dijumpai di perusahaan-perusahaan IT. Terlebih lagi banyaknya kosentrasi bidang di dunia IT lumayan banyak dan setiap konsentrasi belum tentu dipahami oleh orang yang berkecimpung di konsentrasi yang berbeda. Mungkin akan berbeda ceritanya jika perusahaan mencari software developer. Perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan portfolio yang dimiliki. Walaupun tentu saja menilai orang dari portfolio yang dimiliki tidak semudah yang kita bayangkan.
Karena hal tersebut, lahirlah sertifikasi di bidang IT. Tidak jarang perusahaan yang membutuhkan tenaga di jaringan komputer kemudian mensyaratkan sertifikasi sebagai syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaannya. Tentunya banyak sekali sertifikasi di konsentrasi dan spesialisasi masing-masing. Di artikel kali ini kita akan fokus di masalah jaringan komputer. Kenapa jaringan? Ya karena memang jaringan komputer adalah bidang yang paling membutuhkan sertifikasi. Perusahaan umum tidak mungkin menyelenggarakan tes praktek langsung untuk calon karyawan IT dengan spesialisasi jaringan karena menyiapkan alat-alatnya saja sudah cukup merepotkan.

Jenis-Jenis Sertifikasi Jaringan Komputer

Secara umum, sertifikasi jaringan dibagi menjadi dua yaitu vendor specific certification dan vendor neutral certification. Vendor specific certification adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh vendor. Dalam hal ini tentu saja siapa lagi kalau bukan Cisco, Mikrotik, Juniper, dsb. Sedangkan untuk vendor neutral certification, penyelenggara sertifikasi untuk jaringan bisa dibilang sangat jarang. Yang cukup dikenal oleh kalangan profesional adalah CompTIA. Sebenarnya ada satu lagi yaitu EC Council tapi EC Council lebih dikenal sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikasi di bidang keamanan informasi. Dan memang yang sering banyak digunakan oleh perusahaan adalah sertifikasi vendor specific. Untuk itu, yuk kita bahas secara mendalam tentang macam-macam vendor specific certification.

Sertifikasi Cisco

Cisco didirikan tahun 1984 oleh mahasiswa Stanford. Karena menggunakan fasilitas Universitas untuk proyek ini, Cisco pernah dituntut oleh Stanford atas pencurian hak kekayaan intelektual walaupun pada tahun 1987 akhirnya Stanford University memberikan lisensi router beserta software-nya kepada Cisco.Pada saat demam dot-com di tahun 2000-an, Cisco pernah menduduki the most valuable company. Cisco memang manaruh effort yang tinggi untuk pelatihan dan sertifikasi teknisinya secara global.
Secara umum ada empat tingkatan dalam sertifikasi Cisco yaitu :
1.       CCENT (Cisco Certified Entry Network Technician)
2.       CCNA (Cisco Certified Network Associate)
3.       CCNP (Cisco Certified Network Professional)
4.       CCIE (Cisco Certified Network Expert)
Masing-masing tingkatan setelah CCENT mempunyai spesialisasi masing-masing yaitu :
·         Industrial/IoT Network Engineer
·         Network Designer
·         Wireless Network Engineer
·         Network Security Engineer
·         Network Engineer (routing & switching)
·         Collaboration Architect/Engineer
·         Data Center Engineer
·         Cloud Network Engineer
·         Service Provider Network Engineer

Tingkatan di masing-masing spesialisasi tersebut merupakan pre requirement yang artinya jika seseorang mempunyai sertifikasi CCNA wireless network, orang tersebut tidak bisa langsung mengambil CCNP untuk spesialisasi cloud network. Untuk spesialisasi industrial/IoT hanya satu tingkatan saja yaitu CCNA. Khusus untuk spesialisasi Network Designer kata network pada tingkatan sertifikasi diganti dengan network. Contoh : CCNA (Cisco Certified Network Associate) diganti dengan CCDA (Cisco Certified Designer Associate).

 Sertifikasi Mikro TIK

Di awal berdirinya, Mikrotik merupakan perusahaan penyedia router dan ISP system. Perusahaan ini menyediakan hardware maupun software untuk konektivitas internet dalam skala global.  Di Indonesia sendiri, penggunaan software maupun hardware Mikrotik sudah cukup populer. Alasannya? Apalagi selain harganya yang terjangkau bila dibandingkan dengan saingannya yaitu Cisco. Perbedaan sertifikasi MikroTik dengan sertifikasi Cisco terletak pada jalur yang lebih singkat bila dibandingkan dengan sertifikasi milik Cisco. Kemiripannya adalah sertifikasi MikroTik juga dimulai dari satu titik yaitu MTCNA (MikroTik Certified Network Associate). Setelah memiliki sertifikasi MTCNA, seorang teknisi jaringan baru bisa memilih spesialisasinya seperti :


·         MTCRE (MikroTik Certified Routing Engineer)
·         MTCWE (MikroTik Certified Wireless Engineer)
·         MTCTCE (MikroTik Certified Traffic Control Engineer)
·         MTCUME (MikroTik Certified User Management Engineer)
·         MTCIE (MikroTik Certified IPv6 Engineer)
Khusus untuk MTCRE masih ada sertifikasi lanjutan yaitu MTCINE (MikroTik Certified Inter-Networking Engineer).

Juniper

Produsen perangkat networking ini sebenarnya lebih dikenal di dunia dibandingkan dengan MikroTik terlebih lagi di level service provider. Level yang disediakan oleh Juniper juga hampir mirip dengan kepunyaan Cisco. Perbedaannya adalah jalur sertifikasi Juniper ini lebih spesifik dan tidak dimulai di titik yang sama. Untuk routing dan switching misalnya, Juniper membagi 2 jalur yaitu enterprise dan service provider. Untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini :


Bagaimana? Sudah siap untuk mengambil sertifikasi? Sebelum terburu-buru mendaftar ada baiknya jika kita mempersiapkan diri terlebih dahulu. Biaya untuk setiap sertifikasi tidak semurah membeli jajanan di kantin kampus atau warung penyetan di dekat kos karena sertifikasi IT untuk spesialisasi jaringan biasanya bersifat internasional. Artinya, sertifikasi ini berlaku di mana pun di seluruh dunia. Untuk sertifikasi CISCO misalnya, calon peserta tes sertifikasi harus membayar uang hingga jutaan rupiah. Jika dalam tes tersebut Anda gagal, Anda tidak bisa meminta kembali uang yang sudah Anda bayar. Jika Anda ingin mengulangi ujian Anda harus membayar lagi.

 Sertifikat Penting Untuk Sukses di Bidang IT

Setiap pekerjaan biasanya menuntut satu standar kompetensi tertentu bagi para pelakunya. Salah satunya adalah dengan memiliki sertifikat-sertifikat untuk menunjang bidang tersebut. Ijazah memang juga merupakan salah satu jenis sertifikat, namun biasanya ijazah berperan sebagai penentu batasan umum saja. Sementara itu masih ada sertifikat-sertifikat lain yang harus didapatkan untuk bisa mendapatkan posisi yang lebih dibanding dengan seseorang yang hanya memiliki modal ijazah saja.
Sektor Information Technology (IT) adalah salah satu bidang yang paling banyak menuntut para pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi. Bahkan ada yang bilang apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya. Sertifikasi bidang IT sendiri biasanya dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT seperti Microsoft dan Cisco. Jika Anda termasuk orang yang terjun di bidang IT dan berniat menapaki karir di bidang tersebut maka ada baiknya Anda menyimak daftar lima sertifikat di bidang IT berikut ini.

1. Cisco Certified Network Professional (CCNP)
Ini adalah sertifikat level menengah yang membuktikan bahwa Anda mahir di bidang jaringan, dengan fokus khusus terhadap instalasi dan dukungan jaringan LAN/WAN. Seseorang dengan sertifikat CCNP yang biasanya diakui mampu melakukan proses routing dan scalable jaringan seperti intranet di sebuah perusahaan atau kampus. Untuk menjadi seorang dengan CNNP Sertifikat maka Anda harus melewati tiga buah ujian yang berkisar tentang routing, switching dan troubleshooting jaringan IP. Biaya untuk ujian ini sendiri berkisar 7 juta rupiah (500 US$) sekali ujian, dan sertifikat ini hanya berlaku selama tiga tahun. Setelahnya Anda harus memperbaharuinya kembali.
2. Cisco Certified Network Associate (CCNA)

Jika CNNP adalah sertifikat level menengah di bidang jaringan, CCNA adalah sertifikat level rendah di bidang jaringan. Biasanya diperuntukan bagi mahasiswa, engineer, dan khalayak umum. Orang dengan sertifikat CCNA biasanya mampu melakukan instalasi dan juga mengoperasikan switches dan juga router di skala kecil. CCNA saat ini menjadi persyaratan wajib bagi engineer yang ingin terjun ke dunia teknologi informasi khususnya networking dengan spesialisasi di bidang keamanan, suara dan juga wireless networking. Untuk mendapatkan sertifikat CCNA anda harus melewati satu ujian tertulis selama 90 menit dengan biaya sekitar 4 juta rupiah (295 US$). Sama seperti sertifikat CCNP, sertifikat CCNA hanya berlaku selama tiga tahun saja.

3. CompTIA A+
CompTIA A+ merupakan sertifikasi paling dasar dari CompTIA yang ditujukan bagi seorang yang ingin meniti karir menjadi seorang teknisi komputer. Sertifikasi CompTIA A+ kerap dijadikan salah satu bukti validasi kemampuan bahwa seseorang memiliki kemampuan dasar di bidang hardware dan juga software. Para pemegang sertifikat CompTIA A+ biasanya sudah bisa melakukan proses instalasi, konfigurasi, diagnosa, dan mengelola jaringan pada skala kecil. Sertifikat ini juga dijadikan landasan bagi seseorang jika ingin mengikuti jenjang sertifikasi yang lebih tinggi seperti sertifikasi dari Microsoft dan juga Novell. Untuk mendapatkan sertifikat ini, seseorang harus melalui dua kali ujian, yang terdiri dari ujian tertulis dan ujian praktek dengan biaya sekitar 2,6 juta rupiah (188 US$). Masa berlaku sertifikat CompTIA A+ adalah selama tiga tahun.

4. Project Management Professional (PMP)

PMP adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat. Orang yang memiliki sertifikat ini dianggap telah berhasil membuktikan bahwa dirinya layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek. Sertifikat PMP diakui secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja. Namun, para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikat yang harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim bukan individual. Sehingga kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim pastilah sangat penting. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus melewati satu ujian dan menjawab sekitar 200 buah pertanyaan, dengan biaya berkisar antara 3,5 juta rupiah (250 US$) hingga 8,3 juta rupiah (600 US$). Masa berlaku sertifikat adalah 3 tahun.

5. Microsoft Certified Solutions Expert (MCSE)

MCSE merupakan sebuah sertifikat profesi di bidang IT yang dikeluarkan oleh Microsoft Corporation, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia. Sertifikat ini dekeluarkan sebagai tolak ukur bagi orang-orang yang mampu menguasai berbagai sistem instalasi khususnya untuk sistem operasi buatan Microsoft, termasuk melakukan troubleshooting saat masalah terjadi di dalam sistem. Para pemegang sertifikat ini biasanya berkarir sebagai seorang konsultan di bidang IT atau menjadi staff ahli bidang IT di berbagai perusahaan. Tidak heran jika sertifikat ini juga masuk ke dalam daftar sertifikat yang wajib dimiliki oleh para pelaku dunia IT. Pemegang sertifikat MCSE biasanya mampu melakukan dukungan teknis, system analyst, network analyst, dan juga konsultan. Untuk mendapatkan sertifikat ini ujian yang ditembpuh sangat beragam, tergantung spesialisasi apa yang ingin Anda dapatkan sertifikasinya. Biayanya berkisar di angka 2,1 juta rupiah (150US$) per ujian dengan masa berlaku selama lima tahun.

 





Jumat, 01 Mei 2020

BASIS DATA


SEJARAH SINGKAT BASIS DATA

Basis data modern muncul pada tahun 1960-an.Sebagian besar penelitian dipusatkan di sekitar automasi kantor (office automation),khususnya mengotomatiskan penyimpanan data dan tugas pengindeksan yang sebelumnya memerlukan banyak tenaga kerja secara manual.Kekuatan komputing dan penyimpanan telah menjadi sangat murah sehingga memanfaatkan komputer untuk mengindeks data dan menyimpan adalah sebuah solusi yang bisa dijalankan.Pelopor di bidang basis data adalah Charles W.Bachman yang menerima Turing Award pada tahun 1973 karena telah mempelopori pekerjaan dalam teknologi basis data.

    Pada tahun 1970,peneliti IBM yang bernama Ted Codd menerbitkan artikelnya yang pertama untuk basis data relasional (relational database).Walaupun IBM adalah pemimpin di dalm riset basis data,Honeywell Information System,Inc.melepaskan sebuah produk komersial seperti  pada tahun 1976 berdasrkan prinsip yang sama sepertiistem informasi pada sistem informasi IBM.Namun,produk itu telah dirancang dan diterapkan secara terpisah dari pekerjaan IBM.Pada awal tahun 1980-an,sistem basis data yang pertama dibangun dengan standar SQL yang muncul dari perusahaan seperti Oracele 2,dan yang terakhir SQL/DS dari IBM,maupun host sistem lain dari perusahaan-perusahaan lainnya.

Pengertian Basis Data, Operasi Dasar, Komponen, Tujuan, Manfaat, Jenis – Jenis Pemakain dan Tahapan Desain Basis Data


Pengertian Sistem Basis Data

Kumpulan data dalam bentuk file/tabel/arsip yang saling berhubungan dan tersimpan pada media penyimpanan elektronis, untuk kemudahan dalam pengaturan, pemilahan, pengelompokan dan pengorganisasian data sesuai tujuan.

Operasi Dasar Basis data

Dengan basis data seseorang bisa menyimpan sebuah informasi, seperti data mahasiswa, kepegawaian atau produk ke dalam media penyimpanan elektronis misalnya cakram magnetis (disk) melalui perangkat komputer, Untuk kemudian data tersebut dapat kita gunakan sesuai keperluan.
Database memiliki 8 operasi dasar diantaranya adalah
  1. Create database
  2. Drop database
  3. create table
  4. Drop table
  5. Insert
  6. Read
  7. Update
  8. Delete

Komponen Sistem Basis Data

1.      Perangkat keras (hardware)

Sistem basis data dapat dilihat bahwa basis data pada intinya adalah disimpan pada media penyimpanan elektronik (hardisk), sedangkan database adalah terdiri dari beberapa file / table yang saling berelasi (berhubungan). Basis data tersebut dikelola oleh DBMS (database management system) dan database tersebut dapat dimanfaatkan oleh beberapa user (pemakai) yang dapat melakukan manipulasi pada database.
Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sistem basis data adalah sebagai berikut:
  • Komputer (satu untuk stand alone atau llebih dari satu untuk komputer jaringan)
  • Memori sekunder yang on-line (hardisk).
  • Memori sekunder yang offline (tape) untuk keperluan backup data
  • Media/ perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan)

2.      Sistem operasi (operating system)

Sistem Operasi Merupakan program yang mengaktifkan/ memungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sistem daya dalam komputer dan melakukan operasioperasi dasar dalam computer (operasi input/output), pengelolaan file, dan lain sebagainya. Program pengelola basis data (DBMS) akan aktif (running) jika sistem operasi yang dikehendakinya telah aktif.

3.      Basis data (database)

Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/table, store procedure, indeks, dan lainya). Disamping berisi / menyimpan data, setiap basis data juga mengandung / menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objek- objeknya secara detail).

4.      Sistem Pengelolaan Basis Data (DBMS)

Sistem (aplikasi/perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS) Pengelolaan basis data secara fisik tidak ditangani langsung oleh user (pemakai), tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus / spesifik. Perangkat inilah disebut DBMS, yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat tersebut juga menerapkan mekanisme pengamanan data (security), pemakaian data secara bersama (sharing data), pemaksaan keakuratan / konsistensi data, dan sebagainya.

5.      Pemakai (user)

Ada beberapa jenis / tipe pemakai pada sistem basis data, berdasarkan cara mereka berinteraksi pada basis data, diantaranya adalah:

·         Programmer

Programmer adalah pemakai yang berinteraksi dengan basis data Aplikasi melalui DML (data manipulation language), yang disertakan dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (seperti pascal, cobol, clipper, foxpro, dan lainnya).

·         User Mahir (Casual Users)

User Mahir (Casual Users) adalah pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan query (untuk akses data), dengan bahasa query yang telah disediakan oleh suatu DBMS.

·         User Umum

User Umum adalah pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen, yang telah ditulis / disediakan sebelumnya.

·         User Khusus

User Khusus adalah pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional untuk keperluan khusus.

6.      Aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat optional)

Aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan lainnyal, yang bisa saja mengakses basis data dengan / tanpa DBMS. Aplikasi (perangkat lunak) lain Aplikasi lain ini bersifat optional, ada tidaknya tergantung pada kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis data (khususnya yang menjadi end user) dapat disediakan program khusus untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan data.

Tujuan Basis Data

Berikut ini terdapat beberapa tujuan basis data, terdiri atas:

1.      Kecepatan dan Kemudahan (speed)

yakni agar pengguna basis data bisa:
  • menyimpan data
  • melakukan perubahan/manipulasi terhadap data
  • menampilkan kembali data dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan cara biasa (baik manual ataupun elektronis).

2.      Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)

Dengan basis data kita mampu melakukan penekanan jumlah redundansi (pengulangan) data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi antara kelompok data yang saling berhubungan. Agar data sesuai dengan aturan dan batasan tertentu dengan cara memanfaatkan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dsb.

3.      Ketersediaan (Availability)

Agar data bisa diakses oleh setiap pengguna yang membutuhkan, dengan penerapan teknologi jaringan serta melakukan pemindahan/penghapusan data yang sudah tidak digunakan / kadaluwarsa untuk menghemat ruang penyimpanan.

4.      Kelengkapan (Completeness)

Agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu, dengan melakukan penambahan baris- baris data ataupun melakukan perubahan struktur pada basis data; yakni dengan menambahkan field pada tabel atau menambah tabel baru.

5.      Keamanan (Security)

Agar data yang bersifat rahasia atau proses yang vital tidak jatuh ke orang / pengguna yang tidak berhak, yakni dengan penggunaan account (username dan password) serta menerapkan pembedaan hak akses setiap pengguna terhadap data yang bisa dibaca atau proses yang bisa dilakukan.

6.      Kebersamaan (Sharability)

Agar data yang dikelola oleh sistem mendukung lingkungan multiuser (banyak pemakai), dengan menjaga / menghindari munculnya problem baru seperti inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan)  atau  kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

Manfaat Basis Data

Berikut ini terdapat beberapa tujuan basis data, terdiri atas:

·         Kecepatan dan Kemudahan

Database memiliki kemampuan untuk memilih data sehingga menjadi kelompok diurutkan dengan cepat. Inilah yang ahirnya dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat pula. seberapa cepat diolah oleh database juga tergantung pada desain database.

·         Dapat Digunakan Bersama

Database dapat digunakan oleh siapa saja dalam sebuah perusahaan. Misalnya dalam database siswa perguruan tinggi diperlukan oleh beberapa bagian, seperti admin, keuangan, bagian akademik. Semua bidang ini memerlukan database mahasiswa, tetapi tidak perlu setiap bagian dibuat database itu sendiri, cukup dari database mahasiswa disimpan pada server pusat. Kemudian aplikasi masing-masing bagian dapat dihubungkan ke database siswa.

·         Kontrol data terpusat

Terkait dengan menunjuk ke dua, meskipun pada sebuah perusahaan memiliki banyak bagian atau divisi tapi database yang diperlukan tetap menjadi salah satu saja. Ini memfasilitasi data kontrol seperti ketika Anda ingin memperbarui data siswa, maka kita perlu memperbarui semua data dalam setiap bagian atau divisi, tapi cukup dalam satu database yang ada di server pusat.

·         Perangkat hemat biaya

Dengan memiliki database terpusat maka dalam setiap divisi tidak memerlukan perangkat untuk menyimpan database karena database hanya diperlukan satu yang disimpan di server pusat, ini akan memotong biaya pembelian perangkat.

·         Keamanan Data

Hampir semua sekarang memiliki aplikasi manajemen database fasilitas manajemen pengguna. Manajemen pengguna ini mampu menciptakan hak akses yang berbeda tergantung disesuaikan dengan kepentingan dan posisi pengguna. selain itu data yang disimpan dalam database diperlukan password untuk mengaksesnya.

·         Memfasilitasi pembuatan Aplikasi baru

Pada titik ini database dirancang dengan sangat baik, sehingga perusahaan membutuhkan aplikasi baru tidak perlu membuat database baru juga, atau tidak perlu mengubah struktur database yang sudah ada. Sehingga pengembang aplikasi atau programmer Si hanya cukup untuk membuat atau antarmuka aplikasi regulasi saja. Dengan segudang manfaat dan kegunaan yang dimiliki oleh database maka seharusnya semua perusahaan yang baik Para pengusaha kecil terutama perusahaan besar memiliki database dibangun dengan desain yang baik. Ditambah dengan penggunaan teknologi jaringan komputer, manfaat dari database ini akan semakin besar. Penggunaan database di teknologi jaringan komputer yang sama telah banyak digunakan oleh berbagai Perusahaan, misalnya, hanya bank-bank yang memiliki cabang di setiap kota. Bank Perusahaan hanya memiliki database yang disimpan pada server pusat, sedangkan cabang terhubung melalui jaringan komputer untuk mengakses database yang terletak di pusat.

Jenis-Jenis Pemakaian Basis Data

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis pemakaian basis data, terdiri atas:

1.      Programmer Aplikasi (PA)

Adalah profesional komputer yang berinteraksi dengan sistem lewat DML yang dibuat dengan bahasa C, Cobol dan lainnya. Program program yang dibuat disebut sebagai program aplikasi, misalnya untuk perbankan, administrasi, akuntansi dan lain lain. Syntax DML berbeda dengan syntax bahasa komputer umumnya.

2.      Casual User (sepintas lalu, tidak tetap)

Pemakai yang telah berpengalaman, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis program, tetapi memakai bahasa query. Setiap Query akan mengajukan ke query processor yang mengambil dari perintah DML.

3.      Naive User

Pemakai yang tidak berpengalaman, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis program, tinggal menjalankan satu menu dan memilih proses yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya oleh programmer.

4.      Specialized User

Pemakai khusus yang menuliskan aplikasi database tidak dalam kerangka data processing yang tradisional. Aplikasi tersebut diantaranya adalah Computer Aided Design System, Knowledge Base, Expert System, sistem yang menyimpan data dalam bentuk data yang komplek misalnya data grafik, data audio.

5.      Optional Software

Perangkat lunak pelengkap yang mendukung. Bersifat opsional.

Tahapan desain Basis Data

Desain database merupakan upaya untuk membangun database dalam lingkungan bisnis. untuk membangun database ada langkah-langkah Sebagai berikut :
  1. Database perencanaan
  2. Mendefinisikan sistem
  3. Analisis dan kebutuhan mengumpulkan
  4. Desain database
  5. Aplikasi desain
  6. Membuat prototipe
  7. Pelaksanaan
  8. Konversi data
  9. Pemeriksaa
  10. Pemeliharaan operasional
Dilihat dari jenisnya, database dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Database flat-file
Database flat-file sangat ideal untuk data kecil dan dapat diubah dengan mudah. Pada dasarnya, mereka terdiri dari satu set string dalam satu atau lebih file yang bisa diurai untuk informasi yang disimpan. Database datar-file yang digunakan untuk menyimpan daftar atau data sederhana dan dalam jumlah kecil. Database flat-file akan menjadi sangat rumit ketika digunakan untuk menyimpan data dengan struktur yang kompleks meskipun juga memungkinkan untuk menyimpan data tersebut. salah satu masalah dengan menggunakan jenis data base rentan terhadap korupsi data akibat tidak adanya penguncian terpasang bila data yang digunakan atau dimodifikasi.
2. Database relasional
Database ini memiliki lebih logis struktur terkait sarana penyimpanan. kata “relasional” berasal dari fakta bahwa tabel dalam database dapat dihubungkan ke salah satu lainnya. Database relasional menggunakan sekumpulan tabel dua dimensi, setiap tabel terdiri dari baris (tuple) dan kolom (atribut). Untuk menciptakan hubungan antara dua atau lebih tabel, gunakan kunci (atribut key) yang merupakan kunci utama dalam satu meja dan kunci asing di meja lain. Saat ini, database relasional menjadi pilihan karena keunggulannya. Beberapa kelemahan yang mungkin dirasakan ke database Tipe ini lebih sulit untuk pelaksanaan sejumlah besar data dengan tingkat kerumitan tinggi dan proses pencarian informasi lebih lambat karena kebutuhan untuk menghubungkan tabel di muka maju jika data tersebar di beberapa tabel.








Sumber :


Certifications

Jaringan Sertifikasi IT Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah dalam menentukan apakah calon pelamar memilik...